Selasa, 20 Desember 2011

artikel bebas


KREATIVITAS DALAM IKLAN
Frank Jefkins dalam buku Agustrijanto, Secara spesifik, batasan bahwa inti periklanan berkaitan erat dengan keahlian-keahlian khusus yang menyertainya yaitu kreativitas-kreativitas :

- Kreativitas untuk menarik perhatian.
- Kreativitas untuk memenangkan perhatian khalayak.
- Kreativitas untuk membangkitkan minat yang berlanjut pada tindakan konsumen.
- Kreativitas untuk pemilihan, penggunaan media-media yang paling efektif dari segi biaya.

Disimpulkan, periklanan adalah interaksi di antara 3 sisi ;

1. Pengiklan/pemasang iklan/produsen.
2. Biro Iklan.
3. Pemilik media yang akan memuat iklan.
4. Secara umum, setiap iklan harus memenuhi kriteria :
MENULIS IKLAN
1. Benar, pesan yang disampaikan tidak boleh ada unsur berbohong.
2. Bertanggung jawab, pengusaha iklan harus selalu siap menghadapi tuntutan jika yang
diiklankan ternyata menimbulkan kerugian bagi penggunanya.
3. Sesuai selera dan kesusilaan, artinya iklan harus akrab dengan etika dan susila yang berkembang di tengah masyarakat.
4. Iklan umpan, yakni iklan harus sesuai antara yang diiklankan dengan harga yang tertera.
5. Garansi dan Jaminan, bahwa kualitas produk harus dapat dibuktikan dan memang teruji.
6. Harga murah, yaitu iklan tdak boleh sembarangan menyatakan discount tanpa ada pertanggungjawaban atas data yang dimaksud yang bias disebut sebagai tindak penipuan.
7. Mutu palsu, maksudnya adalah iklan tidak boleh menjanjikan kualitas namun sebenarna mutunya tidak sepadan denan yang diinformasikan.
8. Testimonial, yakni kesaksian, bahwa jika menggunakan saksi maka saksi mata tersebut harus benar-benar berkompeten dan membuat pernyataan yang jujur adanya.
a. Berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agara tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.
b. Pemberitahuan kepada halayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media

massa ( seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat-tempat umum. Sementara menurut kamus Inggris, Iklan adalah advertisement.

Komunikasi Periklanan
Pendekatan dengan Semiotika


Pengertian Semiotika
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkji tanda. Tanda-tanda alah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memakai hal-hal (thinks). Memakai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan mengkomunikasikan ( to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes, 1988 : 17; kurniawan, 2001 : 53). Dalam Alex Sobur 15 : 2007.


Komunikasi Periklanan


Untuk mengkaji iklan dalam persfektif Semiotika, kita bisa mengkajinya lewat sistem tanda dalam iklan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang, baik yang verbal maupun yang berupa ikon. Iklan juga menggunakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio, televisi, dan film.


Analisis Iklan

Untuk menganalisi iklan, kita juga bisa menggunakan atau meminjam model Roland Barthes, di mana ia menganalisis iklan Pasta “Panzani” berdasarkan pesan yang dikandungnya (Cobley & Jansz, 1999 : 47 – 48), yaitu :
Pesan Linguistik (Semua kata dan kalimat dalam iklan)
Pesan ikonik yang terkodekan (konotasi yang muncul dalam foto iklan – yang hanya befungsi jika dikaitkan dengan sistem tanda yang lebih luas dalam masyarakat), dan
Pesan ikonik tak terkodekan (denotasi dalam foto iklan)

Menelaah Iklan Televisi

Beberapa orang-orang lelaki berkumpul sambil berbincang. Latar temapat kumuh. Pemainnya adalah beberapa pelawak tua (antara lan pak Bendot (alm). Wajah mereka sering disorot secara close up. Seorang tua memegang stop kontak dan kipas angin listrik “Kalau subsidi dicabut, rakyat kecil mati angin.” / Tokoh laki-laki tua yang lain. “Rakyat yang mana ? Mbok jangan pake alasan rakyat kecil terus, deh ! Dapat punya disubsidi. Rakyat kecil dikipas terus, ya kepanasan ! Angin, angiiiin ! / Laki-laki kedua : “Jaman susah, kipasin dong orang yang lebih kecil, agar kita-kita ini dapat angin toh ! “ Laki-laki pertama “Kipaaaas, kipaaaas!”/ laki-laki kedua “Angin-angiiiin” / Laki-laki pertama : Panaaassss, panaasss! Laki-laki kedua “ Angiiiin, angiiiin!”

Analisa Iklan

Persfektif Pembuat Iklan : Pihak yang ingin mensosialisasikan kenaikan harga listrik.
Persfektif ahli mitos : Berlagak berfihak pada rakyat.
Persfektif Pemirsa : Iklan sebagai corong PLN. Melihat lahak lagu pembawa iklan (pelawak) Atau iklan yang kurang berbudaya karena berbicara sambil berbaring. Menurut Van Zoest (1991 : 70 ) dalam Alex Sobur, Sebuah teks, tak pernah terlepas dari ideologi dan memiliki kemmapuan untuk memanipulasi pembaca atau pemirsa ke arah suatu ideologi
.

NB. DIAMBIL DARI BLOG SESEORANG 

komunikasi massa


EFEK MEDIA MASSA
(Di Tujukan Untuk Memenuhi Tugas UTS  Mata Kuliah “Komunikasi Massa”)



Oleh :
Rizqi Awwaliyah                   (B36209019)
Dosen Pengampu :
Drs. A.M. Moefad, SH., M.Si.

4/G3 ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA

2011


KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala karunia dan rahmat-Nya, tugas makalah mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi yang mengambil tema “Efek Media Massa” ini dapat terselesaikan dengan baik dan alhamdulillah tepat pada waktunya. Saya menyusun makalah ini guna memenuhi tugas individu dan juga agar lebih memahami tema yang saya pilih.

Dalam makalah ini, saya berusaha menampilkan isi secara rinci dan jelas. saya juga mengulas poin-poin penting agar wacana yang kami tulis dapat dipahami dengan baik, namun tetap mudah dicerna oleh pembacanya.

Tak lupa, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. A.M. Moefad, SH., M.Si.selaku dosen mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi, yang telah memberi acuan kepada saya.

2. Teman-teman kami dan pihak-pihak lain yang telah membantu serta mendukung saya, sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

Akhir kata, saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Saya mohon maaf jika ada kekeliruan yang disengaja ataupun tidak disengaja, dalam penyusunan tugas ini. Saya juga menerima kritik dan saran, agar tugas-tugas kami berikutnya dapat lebih baik dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi semua, khususnya pembacanya.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb

Juni 2011

  

       Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
Menurut para Model Uses and Gratification boleh disebut sebagai model efek moderat sebagai bandingan terhadap model efek terbatas dari Klapper. Apa yang mendorong kita untuk menggunakan media? Mengapa pencetusnya, Elihu Katz, Jay G. Blumler dam Michael Gurevitch, uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain. Asumsi-asumsi dari teori ini adalah sebagai berikut :
a.     Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
b.     Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
c.     Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanya bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan
d.     Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak: artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
e.     Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Model used and gratification memandang individu sebagai mahluk suprarasional dang sangat efektif. Ini memang mengundang kritik. Tetapi yang jelas, dalam model ini perhatian bergeser dari proses pengiriman pesan ke proses penerimaan pesan

BAB II
TEORI AGENDA SETTING
Teori Agenda Setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif, “gatekeepers” seperti penyunting, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian[1]  dan cara penonjolan[2] . Misalnya berita tebunuhnya gembong teroris Dr. Azahari yang terus menerus disiarkan dalam waktu rata-rata 30 menit dalam dalam televisi dan disajikan dalam surat kabar hampir mengisi seluruh halaman.
 Teori Agenda Setting pertama pada konsep “The World Outside and the Picture in our head”[3], penelitian empiris teori ini dilakukan Mc Combs dan Shaw ketika mereka meniliti pemilihan presiden tahun 1972. Mereka mengatakan antara lain walaupun para ilmuwan yang meneliti perilaku manusia belum menemukan kekuatan media seperti yang disinyalir oleh pandangan masyarakat yang konvensional, belakangan ini mereka menemukan cukup bukti bahwa para penyunting dan penyiar memainkan peranan yang penting dalam membentuk realitas sosial kita, ketika mereka melaksanakan tugas keseharian mereka dalam menonjolkan berita.
Khalayak bukan saja belajar tentang isu-isu masyarakat dan hal-hal
lain melalui media, meraka juga belajar sejauhmana pentingnya suatu isu atau topik dari penegasan yang diberikan oleh media massa Dampak media massa, kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif di antara individu-individu, telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi massa yang terpenting, kemampuan media untuk menstruktur dunia buat kita. Tapi yang jelas Agenda Setting telah membangkitkan kembali
minat peneliti pada efek komunikasi massa.



BAB III
EFEK KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologis dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan wtak serta kodrat manusia.
Donald K Robert mengungkapkan, “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena fokusnya adalah pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh media massa.
Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat menerpa seseorang baik secara langsung mapun tidak langsung. Oleh karena itu, Stamm menyatakan “efek komunikasi massa terdiri atas primary effect dan secondary effect.
Menurut Steven M Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau atau dengan istilah lain dikenal sebagai observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa.




BAB IV
EFEK KEHADIRAN MEDIA MASSA
Mc Luhan mengemukakan media is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Menurut Steven M. Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu :
a.               Efek Ekonomi, kehadiran media massa memberikan berbagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa.
b.              Efek Sosial, berkatian dengan perubahan pada struktur atau interaksi social sebagai akibar dari kehadiran media massa
c.               Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari, Kehadiran media massa membuat aktivitas sehari-hari berpangaruh terhadap adanya media. Di pagi hari, biasanya masyarakat kota membaca Koran dahulu, Di malam hari, dimana anak-anak seharusnya tidur, tapi malah menonton tv.
d.              Efek Hilangnya Perasaaan Tidak Nyaman, orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman, perasaan kesepian, marah, kesel, kecewa dan sebagainya.
e.               Efek menumbuhkan Perasaan Tertentu, terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negative terhadap media tertentu. Misalnya orang akan mempunyai perasaan positif terhadap Koran Kompas dari pada Koran Pos Kota. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengna pengalaman individu bersama media massa tersebut.


BAB V
EFEK MEDIA MASSA
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai efek pesan media massa yang meliputi efek kognitif, efek afektif, efek behavioral.
a.               Efek Kognitif
Akibat yang timbul pada diri komunikasn yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
Dengan berlangganan Koran Pos Kota, kita akan menduga bahwa dunia ini dipenuhi denga tindakan perkosaan, penganiyaan dan criminal. Dengan melihat acara criminal di televisi, kita cenderung mengatakan bahw di sekitar kita sudah tidak aman lagi. Dengan demikian jelaslah bahwa naik surat kabar maupun televise dapat menonjolkan situasi atau orang tertentu di atas situasi atau orang yang lain.
Media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan social yang timpang, bias dan tidak cermat. Media massa melaporkan dunia nyata secara selektif maka sudah tentu media  massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan social yang timpang, bias dan tidak cermat.
Efek Prososial Kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televise menyebabkan kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik da benar, maka televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. Film Sesame Street yang dirancang para pendidik, psikolog dan ahli media massa. Setelah melalui berbagai penelitian, terbukti film ini telah berhasil mempermudah proses belajar.
b.              Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tingga daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
Kegembiraan juga tidak dapat diukur dengan tertawa keras ketika menyaksikan adegan lucu. Tetapi para peneliti telah berhasil menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa. Faktor-faktor tersebut antara lain :
-         Suasana emosional, menonton sebih sinetron di televisi atau membaca novel akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya dalam keadaan senang.
-         Skema Kognitif, merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita tau bahwa dalam sebuah film action ‘sang jagoan; pada akhirnya akan menang.
-         Suasana Terpaan (Setting Exposure), Tayangan misteri di tv, membuat kita berpikir bahwa kehidupan mahluk itu adalah sebagaimana yang kita lihat dalam film atau sinetron tersebut.
-         Predisposisi Individual, mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi trahdi lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang periang akan senang bila melihat adegan-adegan lucu atau film komedi daripada orang yang melankolis. Beberapa pnelitian membuktikan bahwa acra yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang berbeda.
-         Faktor Identifikasi, menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh tersebut.
        
c.               Efek Behavioral
Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan di TV membuat orang menjadi beringas. Siaran memasak di tv membuat ibu-ibu lebih gemar memasak dan kreatif. Namun ada juga laporan bahwa, televise gagal mendorong pemirsanya untuk menabung di Bank. Film tidak sanggup memotivasi remaja perkotaan untuk menghindari pemakaian obat-obat terlarang.
Mengapa terjadi efek yang berbeda? Belajar dari media massa tidak bergantung hnaya pada unsure stimulus yang ada pada media massa saja. Kita memerlukan teori, menuut teori belajar Sosial dari bandura, orang cenderungmeniru prilaku yang diamati. Stimulus menjadi teladan untuk perilakunya. Penyajian kekerasan dalam media massa menyebabkan orang melakukan kekerasan pula. Jadi sejauh ini, tampaknya teori belajar sosial dapat diandalkan untuk menjelaskan efek behavioral media massa.


BAB VI
DAMPAK SOSIAL MEDIA MASSA
Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk opini public untuk membawakannya pada perubahan yang signifian. Kampanye nasional larangan merokok di tempat-tempat umum memiliki kekuatan pada pertengahan tahun 1990-an dengan membanjirnya berita-berita tentang bahaya merokok bagi perokok pasif. Disini secara instant media massa dapat membentuk kristalisasi opini public untuk melakukan tindakan tertentu. Kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai pada ranah tertentu.
Dominick menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televise yang menjadi agen sosialiasasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan.


DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Drs. Elvinaro. 2009. Komunikasi Massa. Bandung: Refika Offset
Susanto, Dr. Phil. Astrid S. 1982. Komunikasi Massa 2. Bandung: Angkasa Offset
Vivian, john. 2008. Teori Komunikasi (edisi 8). Jakarta: Kencana
kommabogor.wordpress.com/2007/12/31
scribd.com/doc/38035667



[1] ruang dalam surat kabar, waktu pada televisi dan radio
[2] ukuran judul, letak pada suratkabar, frekuensi penayangan, posisi dalam suratkabar, posisi dalam jam tayang
[3] dikemukakan oleh Walter Lippman (1965)

pengantar periklanan


IKLAN DAN PSIKOLOGIS MASYARAKAT
(Di Tujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengantar Periklanan”)








                                                                  






Oleh :
1.      Novita Ainun Zuhriah         (B36209003)
2.      Rizqi Awwaliyah                (B36209019)
3.      Nur Silmy Kamilah            (B06209132)

Dosen Pengampu :
Nur Maghfiroh Austetika, S.Sos

4/G3 ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011

PENDAHULUAN
Kegiatan periklanan sebetulnya sudah dimulai sejak zaman peradaban yunani kuno dan romawi kuno. Pada awalnya iklan dilakukan dalam bentuk pesan berantai atau disebut juga the word of mouth. Pesan berantai ini dilakukan untuk membantu kelancaran jual beli di dalam masyarakat, yang pada waktu itu belum mengenal huruf dan hanya mengenal system barter dalam kegiatan jual-belinya. Setelah manusia mulai menggunakan sarana tulisan sebagai alat penyampaian pesan maka kegiatan periklanan mulai menggunakan tulisan-tulisan atau gambar yang dipahatkan pada batu, dinding atau pada papan. Pada waktu itu iklan mulai digunakan untuk kebutuhan  lost and found yang biasanya berkaitan dengan pengumuman tentang budak yang lari dari tuannya.
Pada jaman romawi kuno iklan dalam bentuk stempel batu banyak dipergunakan oleh para dukun untuk menjajakan obat-obatan. Stempel batu ini jug sering dicapkan pada punggung para budak belian. Tanda, symbol, atau papan nama juga mulai banyak dipasang di took-toko yang ada di kota besar. Setelah system percetakan ditemukan ole Guttenberg (1450) maka kegiatan periklanan pun mulai dilakukan dengan  menggunakan surat kabar. Sejak saat itu iklan semakin sering digunakan untuk kepentingan komersial.

IKLAN DAN PSIKOLOGI MASYARAKAT
   Konsep  Iklan
Dewasa ini iklan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Iklan ada di mana-mana. Mulai bangun tidur ke kamar mandi kita menjumpai reklame yg menempel di pasta gigi, sabun, shampo, dan sebagainya. Selesai mandi merias diri juga diterpa iklan. Mulai bedak, parfum, merek di baju, dan lain-lain. Selesai bersolek pergi sarapan jumpa iklan yang terdapat di kemasan makanan. Apalagi kalau sarapan atau minum kopi sambil membaca surat kabar atau menonton televisi, iklan berserakan di mana-mana. Pergi ke kampus kita juga menjumpai iklan di poster, baliho, spanduk, dan lainnya. Di kantor atau kampus kita juga menjumpai banyak iklan. Sehingga mustahil iklan tak memberi dampak[1].
Menurut Alo Liliweri, iklan merupakan suatu  proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memeberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran teretntu dalam bentuk informasi yang persuasif.( Wright)
Secara prinsip iklan adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.
Fungsi iklan ada 4 yaitu: (1) fungsi pemasaran: diharapkan untuk membantu pemasaran atau menjual produk. (2) fungsi komunikasi: iklan sebenarnya merupakan sebentuk pesan dari komunikator kepada khalayaknya. (3) fungs pendidikan: iklan merupakan alat yang dapat membantu mendidik khalayak mengenai sesuatu, agar menegetahui dan mampu melakukan sesuatu. (4) fungsi ekonomi: iklan menjadi penggerak ekonomi. (Alo Liliweri)
Periklanan adalah bisnis yang besar. Investasi besar-besaran menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang memiliki keyakinan akan efektifitas periklanan. Secara umum  periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan dan organisasi lainnya.berikut ini adalah fungsi dari periklanan[2]:
1.                             Informing periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merk-merk baru. Mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merk serta memfasilitasi penciptaan citra merk yang positif. Periklanan menampilkan peran informasi bernilai lainnya, baim untuk merk yang diiklankan maupun konsumennya, dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merk-merk yang telah ada. Praktik seperti ini disebut periklanan ekspansi pemanfaatan[3].
2.                             Persuading. Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi pelanggan untuk mencoba produki dan jasa yang diiklankan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer, yaitu menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, iklan berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merk perusahaan yang spesifik
3.                             Reminding. Iklan menjaga agar merk perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen
4.                             Adding Value. Periklanan memberi nilai tambah pada merk dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merk dipandang sebagai lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bias lebih uinggul dari pesaing[4].

         Konsep Psikologi Masyarakat
Pengertian Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa[5].
Kajian dalam ilmu psikologi ada 4, yaitu:
   Psikologi perkembangan: Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia
   Psikologi sosial: Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu : (1) studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat). (2) studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain. (3) studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.
   Psikologi kepribadian: adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial
   Psikologi kognitif: adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.

   Pengaruh iklan pada psikologi masyarakat
Beberapa dampak psikologi iklan di masyarakat yaitu meliputi aspek  kognitif, afektif dan konatif, baik secara sendiri-sendiri atay secara bersama-sama.
Kognitif
   Menumbuhkan perhatian khalayak terhadap sesuatu secara lebih tinggi dibanding yang lain (Produk yang diklankan lebih diperhatikan dibanding yang tidak diiklankan).
   Iklan ikut menentukan minat, kepercayaan, dan keyakinan terhadap produk.
   Tingkat keyakinan ikut menentukan keputusan dalam memilih produk yang dibeli.
Afektif
   Iklan ikut menentukan perilaku masyarakat. Misalnya merasa nyaman dan lebih pede menggunakan produk dengan merek tertentu (biasanya yang diiklankan dengan gencar).
   Masyarakat merasa memiliki kepercayaan termasuk kelas tertentu bila memiliki produk-produk branded. Ex: BMW, Mercy, dll.
   Memunculkan sikap gengsi lebih tinggi bila menggunakan produk dari negara tertentu. Ex: KFC, Hamburger, dll.
   Memiliki keyakinan lebih terhadap kualitas produk negara tertentu. Ex: motor jepang dengan motor cina.
   Iklan mampu memberi nilai tambah bagi sebuah produk meskipun hanya bersifat psikologis.
   Perasaan konsumen telah dipengaruhi sedemikian rupa oleh iklan, sehingga lebih mantap, lebih nikmat, dan lebih puas.
   Dalam menggunakan produk, konsumen tidak hanya secara fisik tapi juga disertai imaji-imaji psikologis yang diadopsi dari pencitraan yang dibangun oleh iklan.
“Dalam mengkonsumsi produk, aspek psikologis konsumen ikut dilibatkan, sehingga produk tidak lagi bernilai intrinsik material semata tetapi penuh dengan imaji psikologis yang kompleks.”
Konatif
   Iklan mampu menumbuhkan sikap konsumerisme masyarakat (sikap cenderung mengkonsumsi barang/ jasa berlebihan, jauh di atas kebutuhan).
   Sikap demikian menciptakan pemborosan.
   Di tengah banjirnya ribuan merek dari produk sejenis, sering dijumpai konsumen memiliki pilihan tertentu alias fanatik (brand loyality).
   Kesetiaan terhadap merek tertentu tidak hanya dipengaruhi kualitas, tetapi kesetiaan konsumen justru akan bangkit bila psikologi konsumen direkayasa sedemikian rupa oleh rekayasa pesan melalui iklan.
“Iklan mampu membangun pengaruh terhadap kesetiaan konsumen pada produk”
Mempelajari dampak dari informasi iklan di seseorang untuk analisis menunjukkan sejumlah proses pengolahan informasi, seperti sensasi dan persepsi, memori, perhatian, berpikir.
Dalam kegiatan promosi yang paling sering digunakan efek pada visual, pendengaran, dan kadang-kadang gustatory, sensasi motor. Contoh dampak penganalisis visual iklan televisi, iklan luar ruang dalam bentuk billboard dan pilar, suara - Animasi. Contoh dampak pada analisa lain, sampling, yaitu eksploitasi barang oleh pembeli untuk membeli (mencicipi, mengemudi, dll)
Sebuah elemen penting dari persepsi manusia iklan adalah persepsi. Sementara melihat informasi iklan peran penting milik gambar pembentukan persepsi, yang memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perilaku pembeli. gambar Macho memainkan peran penting dalam memilih dan predpostenii suatu produk.
Fitur yang paling penting dari persepsi yang mendukung orientasi, yaitu, perhatian. Metode utama menarik perhatian pada materi iklan yang berubah, gerakan, kontras, alokasi angka dari latar belakang. Menarik perhatian untuk produk dicapai melalui penyediaan informasi tentang produk ini dari
massa. tersedia untuk pembeli potensial lainnya informasi. Perlu dicatat bahwa jumlah informasi iklan dan kontradiksi-nya, yang disebabkan oleh persaingan, begitu besar sehingga konsumen tidak dapat melihat semua informasi promosi secara penuh.
Memori adalah proses mental yang penting berkaitan langsung dengan kegiatan promosi pada umumnya dan efektivitas iklan pada khususnya. Keberhasilan iklan sangat bergantung pada seberapa baik untuk mengingat informasi iklan. Pengulangan - cara utama untuk membuat iklan "tak terlupakan".
Di antara berbagai jenis operasi mental, seperti perbandingan, abstraksi, spesifikasi, analisis, sintesis, sintesis, pembentukan analogi, asosiasi, menilai, penalaran, yang paling aktif dalam kegiatan promosi yang digunakan oleh asosiasi. Barang harus dikaitkan dengan sesuatu yang menyenangkan pembeli, tidak mengganggu.
Pengaruh pesan iklan terhadap perilaku konsumen
Ketika mempertimbangkan mekanisme psikologis pemaparan iklan, perlu dicatat bahwa iklan mempengaruhi lingkup sadar dari jiwa dan alam bawah sadar.
Dengan pengaruh bola bawah sadar dapat disebabkan persepsi kemasan palet warna barang atau iklan produk ini, digunakan dalam iklan gambar pola dasar (iklan susu "Little House di desa" - pola dasar dari ibu), penggunaan erotis gambar (produk kebersihan komersial - deodoran "Ache"; stocking perempuan dan celana ketat).
Ketika terkena lingkup sadar, iklan mencakup semua proses mental dasar seperti perhatian, persepsi memori,, dll rumus, sesuai dengan yang dampak iklan yang digunakan oleh profesional periklanan untuk mencapai hasil yang maksimal. Contoh rumus AIDA: perhatian (perhatian), bunga (bunga), keinginan (kesenangan), aksi (tindakan). Juga digunakan seperti rumus sebagai Dagmar, Dibaba, yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas iklan. Tujuan utama dari iklan adalah untuk menarik perhatian pada produk dan menciptakan citra yang menguntungkan dari produk atau jasa.



Jenis utama stereotip dan sifat mereka.
Dasar sifat stereotip:
Kemampuan untuk mempengaruhi keputusan, keputusan pembeli, sering bertentangan dengan logika. Jadi, menurut para peneliti Amerika, sampai dengan 40% orang yang menolak ikan asap, belum pernah mencoba; Tergantung pada sifat dari instalasi (positif atau negatif) stereotip, hampir secara otomatis akan meminta beberapa argumen di atas barang yang diiklankan dan mengusir dari pikiran orang lain, menentang pertama;. berbeda dengan "persyaratan umum",telah menyatakan konkret
Mereka juga disebut stereotip "ketenaran, tapi ketidakpedulian."
pengiklan Target - untuk mengidentifikasi pola-pola yang mungkin pembeli potensial dan dengan 'membantu mengatur penayangan iklan mereka: positif memperkuat stereotip, negatif - untuk menetralkan atau melemahkan, netral - membuat positif.

Teknik dasar untuk mengidentifikasi stereotip:
Penentuan tahan untuk berbicara tentang produk antara kenalan, pembeli;
Survey, wawancara, kuesioner di kecil fokus - kelompok; Menerima sebuah kalimat yang belum selesai bila pembeli terus kalimat dimulai untuk publisitas mengenai produk; Gunakan metode ini untuk mengidentifikasi asosiasi, di mana sekelompok kecil yang diwawancarai diundang untuk 30 detik untuk menulis, dengan mana mereka berhubungan atau yang produk atau merek itu. pertanyaan khas bahwa pelanggan meminta ini: bahwa produk ini mengingatkan Anda tentang? pada apa yang objek yang mereka sukai? untuk yang tindakannya itu seperti? Hal ini - menyenangkan atau tidak menyenangkan kepada Anda objek (tindakan)? dll; -Membangun rantai tindakan pembeli: membangun sebuah rantai tindakan pembeli, dari yang "mengetahui tentang produk," dan berakhir dengan tindakan "diberitahu tentang Toe akrab; untuk masing-masing karakteristik tertentu diberikan kepada pembeli positif dan negatif stereotip; dari semua stereotip yang dipilih paling penting bagi pembeli, dan melihat iklan mereka dilakukan; Teknik ini disebut "Apa yang Anda ingat ...?"," Apa yang anda terkejut ...?".. Ini, pertanyaan akan diminta tiba-tiba, tampaknya suara jauh tentang mengenal pelanggan dengan produk tertentu atau iklan.

DAFTAR PUSTAKA

Jefkins, Frans. 1995. “PERIKLANAN-edisi ketiga”. Jakarta: PT.Gelora Aksara
Shimp. Terence A. 2003. “Periklanan Promosi-Aspek Tambahan-(komunikasi pemasaran terpadu)” Jakarta: Penerbit Erlangga
Widyatama, Rendra. 2007. “Pengantar Periklanan” Yogyakarta:Pustaka Book Publisher
Noviani, Ratna “Jalan Tengah Memahami Iklan”  Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Suhandang, Kustadi. 2008. “ PERIKLANAN-manajemen, kiat dan strategi”.
www.google.com




[1] Rendra Widyatama, “pengantar periklanan” yogyakarta, pustaka book publisher 2007
[2] Fungsi-fungsi tersebut sama dengan yang diidentifikasi oleh pionir periklanan yang cukup penting James Webb Young. sebagai contoh “What Is Advertising, What Does It Do,” “Age 21 November 1973, 12.
[3] Pengertian dari “pemanfaatan ekspansi periklanan” dan contoh-contoh dari Brian Wansink dan Michael L. Ray “Advertising Strategies to Increase Usage Frequency” Journal of marketing 60 (januari1996) 31-46
[4] ibid, 13-15